Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) kini menjadi bagian penting dalam pembentukan generasi berakhlak, bukan sekadar pelengkap pendidikan formal. Hal ini ditegaskan Wakil Ketua DPW FKDT Jawa Tengah, Akhmad Sururi, saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Buku Pedoman Penyelenggaraan MDT di Pondok Pesantren Salafiyah Kauman Pemalang, Senin (20/5/2025).
Menurut Sururi, MDT diselenggarakan untuk melengkapi, memperkaya, dan memperdalam pengetahuan agama, sekaligus meningkatkan iman dan takwa peserta didik, sebagaimana tercantum dalam SK Dirjen Pendidikan Islam No. 3633 Tahun 2023. Hal ini menunjukkan posisi strategis MDT dalam mendukung tujuan pendidikan nasional.
“Seorang Kepala MDT harus memiliki kapasitas dan arah yang jelas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan berangkat dari kualitas pembelajaran, dan Kepala MDT bertugas menggerakkan guru-gurunya untuk mencapainya,” tegas Sururi.
Ia juga menekankan pentingnya pembiasaan ibadah, khususnya shalat tepat waktu. Pembentukan karakter tidak cukup hanya melalui materi, tetapi harus dibiasakan dalam perilaku sehari-hari. Siswa diajak menuju masjid atau mushola untuk melaksanakan shalat Ashar berjamaah saat istirahat.
“Masjid, mushola, dan MDT harus menjadi satu paket dalam mencetak generasi berakhlak mulia,” tambahnya.
Sururi menekankan pula pentingnya manajemen yang visioner. Kepala MDT perlu memiliki peta jalan jelas dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. “Era sekarang menuntut kolaborasi dan sinergi dengan masyarakat maupun lembaga pendidikan,” katanya.
Terkait Buku Pedoman Penyelenggaraan MDT, Sururi menyebutnya sebagai rujukan utama bagi pengelola MDT—bukan sekadar dibaca, tetapi diimplementasikan dalam praktik pendidikan.
Ia juga menyampaikan keprihatinan terhadap merosotnya moral pelajar saat ini. Tawuran dan tindakan kriminal di lembaga formal, menurutnya, disebabkan kurangnya pemahaman nilai-nilai keagamaan. MDT hadir sebagai solusi strategis untuk membentuk generasi yang cerdas intelektual sekaligus matang spiritual.
Menutup pemaparannya, alumni Pondok Pesantren Lirboyo 2000 ini mengajak para kepala dan guru MDT untuk selalu mendoakan siswa dan orang tua mereka. “Di sela-sela malam, saat tahajud, sisipkan doa untuk mereka. Doa adalah energi spiritual yang mendorong peningkatan ruhani. Guru MDT bukan hanya mentransfer ilmu, tapi juga mencerdaskan ruhani peserta didik,” pungkasnya.
Turut hadir Kasi PD Pontren Kemenag Pemalang KH Chanifudin beserta staf, anggota DPRD Pemalang H. Mu’tasim Billah, Ketua DPC FKDT Pemalang Gus Miftah, serta dewan harian FKDT.