“Kita harus bisa meneladani para asabiqul muqoribin, orang dahulu yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Peringatan Haul ini memiliki fungsi agar umat yang hidup saat ini bisa mencontoh bagaimana kehidupan orang-orang dahulu yang memiliki hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Hal ini sangat penting, karena kebaikan seseorang bukan hanya dilihat dalam perspektif sesama manusia, tetapi juga di hadapan Allah. Kita kadang melihat orang sangat baik dengan sesama umat manusia, tapi ibadahnya tidak diperhatikan,” kata Gus Wafi, panggilan akrab KH Ahmad Wafi Maemun, putra Al Maghfurlah KH Maemun Zubair, saat menyampaikan Mauidzah Hasanah pada acara Haul ke-10 Al Maghfurlah KH Muhammad Wahib di Nyatnyono, Rabu, 27 Agustus 2025.
Di hadapan ribuan jamaah yang memadati lokasi Haul tersebut, Gus Wafi mengatakan bahwa menjadi orang baik bukan hanya dalam pandangan mata manusia. Karena terkadang secara kasat mata orang itu terlihat baik, dengan sikap dermawan dan sopan santun sesama umat manusia, namun dari sisi ibadah dan kedekatannya kepada Allah, dia bermasalah dengan sering meninggalkan kewajiban, misalnya. Oleh karena itu, kita semua harus bisa belajar dari asabiqul muqoribin, orang-orang dahulu yang memiliki kehidupan baik di hadapan Allah dan juga bersikap baik sesama umat manusia.
Gus Wafi juga menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah melalui ibadah dan hubungan sesama umat manusia dengan kegiatan sosial kemasyarakatan. Sebagai muslim yang baik, tentu ibadah harus dijaga, akhlak yang baik juga harus kita terapkan dalam pergaulan sesama manusia. Memperingati Haul ini juga menjadi bagian dari akhlak yang baik dalam rangka menghormati para ulama.
Kegiatan Haul ke-10 Al Maghfurlah KH Muhammad Wahib dihadiri ribuan jamaah dari berbagai lapisan masyarakat wilayah Kabupaten Semarang. Jamaah manakiban dan jamaah tarekat membanjiri makam keluarga yang berlokasi di Dukuh Gondang, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Mereka datang sejak pagi hari, termasuk murid RA, MI, dan MTs Ma'arif Nyatnyono, lembaga yang didirikan oleh Al Maghfurlah KH Muhammad Wahib.
Dalam kesempatan tersebut, Kyai Abdul Rohman, selaku putra Al Maghfurlah KH Muhammad Wahib, mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh jamaah dan tamu undangan dalam kegiatan Haul ke-10 yang dilaksanakan pada tanggal 3 Rabiul Awal 1447 / 27 Agustus 2025. “Alhamdulillah, para Kyai dan ulama yang kami undang bisa hadir semua, termasuk Gus Wafi, Gus Gumilang, KH Said Latif Hakim, dan KH Mahyan Ahmad. Ini menjadi kehormatan bagi kami selaku keluarga besar Al Maghfurlah KH Muhammad Wahib. Semoga kehadiran kita semua hari ini mendapatkan keberkahan dan menjadi doa untuk Beliau,” kata Kyai Dur, sapaan akrab Kyai Abdul Rohman yang menjabat sebagai Ketua DPW FKDT Jawa Tengah.
Kyai Dur mengatakan, Al Maghfurlah semasa hidupnya menjadi Rois Syuriah NU Ranting Nyatnyono hingga wafat pada tahun 2015. Beliau juga menjadi badal mursyid tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah. Beliau memiliki murid-murid dan jamaah tarekat yang tersebar di mana-mana, termasuk jamaah manakiban yang secara rutin dilaksanakan setiap hari pasaran manis.
Sebagai ulama yang ditokohkan di Desa Nyatnyono, menurut penuturan Kyai Dur, Al Maghfurlah juga aktif dalam kegiatan pembangunan desa, termasuk membangun jalan dan sarana lainnya. Beliau juga menjadi pendiri lembaga pendidikan formal yang ada di Nyatnyono, MI dan MTs Ma'arif.