Oleh: Akhmad Sururi (Sekretaris MWC NU Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes)
BREBES — Perhelatan komunitas guru Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) dalam acara Pelantikan dan Rapat Kerja (Raker) akan digelar pada Sabtu hingga Ahad, 11 sampai 12 Oktober 2025, di Hotel Grand Dian Bumiayu. Kegiatan tersebut akan dirangkai dengan Seminar Nasional bertajuk "Revitalisasi Peran Guru NU di tengah Tantangan Global dan Lokal".
Profesi guru di lingkungan NU tidak terbatas pada lembaga pendidikan formal (RA/TK, SD/MI, MTs/SMP, dan SMA/MA/SMK). Namun, guru di lingkungan Pergunu juga menyertakan pendidik di lingkungan pendidikan nonformal, termasuk TPQ, madrasah diniyah (Madin), dan pondok pesantren. Oleh karena itu, cakupan guru di Pergunu lebih luas dibandingkan dengan pengertian guru yang tercantum dalam Undang-Undang Guru dan Dosen.
Sebagai guru NU dalam konteks ideologis, tentu memiliki kekuatan kapasitas tambahan dengan pemahaman nilai ajaran Ahlusunah Waljamaah (Aswaja). Kapasitas tambahan ini sebenarnya menjadi ciri utama (trademark) sebagai guru yang memiliki tugas bukan sekadar transfer of knowledge. Namun, lebih dari itu, keteladanan akhlakul karimah sebagai implementasi iman dan takwa menjadi poros utama.
Oleh karena itu, sejalan dengan tema yang diangkat dalam Pelantikan dan Raker tersebut, momentum kegiatan ini sangat memiliki makna untuk semua guru NU di Kabupaten Brebes. Acara Pelantikan dan Raker ini menjadi titik awal dalam pergerakan (harakah) guru NU untuk menghadapi tantangan global dan lokal. Di sisi ini, guru NU bergerak sebagai penjaga moral dan tradisi keagamaan Aswaja.
Tantangan era global dengan derasnya perkembangan informasi, teknologi, dan digitalisasi menuntut komunitas guru NU memiliki kompetensi yang bersentuhan dengan dunia tersebut. Meskipun demikian, dasar dan moralitas keagamaan yang kuat akan menjadikan seorang guru NU dapat memanfaatkan hal tersebut untuk kemaslahatan generasi. Ini sangat penting, sebab disaat moralitas beragama lemah, maka globalisasi dengan perkembangan informasi dan teknologi akan masuk dalam kubangan negatif.
Globalisasi yang tidak dilandasi dengan moralitas beragama dapat menggerus nilai-nilai akhlakul karimah dan tradisi keagamaan. Gaya hidup hedonistik dan turunnya kesadaran spiritualitas religius menjadi efek negatif globalisasi. Di sinilah peran guru dalam dunia pendidikan untuk mengarahkan murid-murid terhadap nilai kesadaran menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dan akhlakul karimah.Problem sosial lokal terkait dengan kriminalitas, kekerasan, tindakan asusila, dan tawuran pelajar menjadi tantangan yang harus diselesaikan dengan sinergitas guru dan elemen masyarakat lainnya. Kehadiran peran guru NU dalam mengatasi hal tersebut sangat penting, karena sesungguhnya guru NU bukan hanya mengajarkan mata pelajaran, akan tetapi lebih dari itu sikap dan perilaku yang baik dalam bermasyarakat dan berbangsa juga menjadi pesan dari guru NU.
Terkait dengan tantangan ideologi yang bersinggungan dengan dunia media sosial, juga harus menjadi perhatian bersama. Era digitalisasi yang bersentuhan dengan telepon seluler (handphone), murid bisa menggali pengetahuan tanpa memedulikan sumber pengetahuan tersebut. Sementara sebagai orang NU, dalam belajar ilmu agama tentu harus melalui sanad yang jelas dan mutasil serta bisa dipertanggungjawabkan.
Sebagai implementasi ideologi Aswaja, amaliah, dan tradisi keagamaan di lingkungan sekolah NU tentu harus menjadi ciri khas. Dalam konteks personal, seorang guru NU tentu sikap, amaliah, dan tradisinya mencerminkan ideologi dan tradisi NU. Sehingga label NU tidak hanya pada tataran simbol saja. Nilai dan ajaran NU terinternalisasi dalam setiap jiwa guru NU. Hal ini pada akhirnya akan berimbas kepada murid di sekolah/madrasah di lingkungan NU atau di luar NU.
Melalui Raker dan Pelantikan PC Pergunu Kabupaten Brebes masa khidmat 2025-2030, semoga dapat merumuskan langkah dan pergerakan konkret untuk mewujudkan masa depan NU Brebes semakin hebat dan bermartabat. Dengan demikian, masyarakat Brebes akan menemukan titik kesadaran pentingnya ideologi dan tradisi keagamaan NU untuk masa depan generasi. Selamat dan sukses.